Kajian Teori Rancang Bangun Perangkat Lunak Model Hybrid Re-Engineering

Abstrak

Rancang bangun perangkat lunak menerapkan proses reverse dan forward. Pada proses reverse engineering, kode system yang ada diekstrak untuk mendapatkan desain dan persyaratan tertentu. Sedangkan forward engineering kode system di ekstrak untuk mengembangkan kembali system replacement. Re-engineering sebagai pengembangan metodologi memungkinkan resiko penjadwalan, fungsionalitas, pembiayaan dan kualitas produk. Sehingga banyak organisasi yang memperhatikan pemakaian paket aplikasi software COTS, sebagai alat untuk menurunkan waktu penjadwalan dan biaya rancang bangun ulang. Makalah ini menguraikan konsep umum re-engineering lalu menjelaskan munculnya proses hybrid re-enginering. Hybrid re-engineering menggunakan kombinasi kode yang ada, paket aplikasi software COTS (Commercial Off the shelf Package Software) dan kode penyesuaian (custom code) untuk menghasilkan system replacement. Hybrid re-engineering dikembangkan untuk menurunkan beberapa resiko rancang bangun. Paket aplikasi software COTS diharapkan mempunyai tingkat kehandalan dan memerlukan minimal pengembangan waktu penjadwalan. Selain itu makalah ini membahas kelebihan, kekurangan, resiko potensi dan metrik untuk setiap track dalam hybrid re-engineering.

Keyword: re-engineering, reverse engineering, forward engineering, COTS

Paper download

Knowledge Management Using Classroom Blogging

Knowledge management adalah suatu proses tentang mengarsipkan tulisan, memodifikasi atau menyusun dan membagi-bagi pengetahuan ke khalayak. Empat tujuan utama dari manajemen pengetahuan termasuk di dalamnya pembuatan tempat penyimpanan pengetahuan, mengakses pengetahuan dan memperbaiki, serta peningkatan lingkungan pengetahuan dan manajemen pengetahuan sebagai suatu aset (Davenport dan Prusak, 1998).

Turban dan Aronson (2001) menggambarkan suatu perspektif yang lebih luas pada siklus manajemen pengetahuan, yakni sebagai berikut.

“…the first, an organization must create knowledge which can be done in many ways such as problem solving, observing, experimenting, and learning from experiences. Second, an organization must capture knowledge or extract tacit knowledge from various sources such as written articles, conversations, and practices.

Third, both explicit and tacit knowledge must be collated, organized, and presented in a usable format for easy access and dissemination. This process is called refining knowledge. Fourth, an organization must create knowledge repository or store knowledge in an accurate, up-to-date, consistent, and identical manner. Fifth, knowledge must be managed. The essence of this process is to keep knowledge current and verify its relevancy and accuracy. Lastly, knowledge management cannot be accomplished if knowledge itself is not shared. Traditional channels e.g., newsletters and memorandums and online channels via Internet and corporate intranets e.g., blogs, emails and Web boards can be made available to disseminate knowledge.”

  • Hal pertama yang harus dilakukan oleh satu organisasi membuat pengetahuan dengan banyak cara seperti pemecahan masalah, pengamatan, mengadakan percobaan dan belajar dari pengalaman.
  • Kedua, satu organisasi harus menangkap pengetahuan atau ekstrak tacit knowledge dari berbagai sumber seperti artikel-artikel yang tertulis, percakapan dan praktik.
  • Ketiga, eksplisit dan tacit knowledge harus dibandingkan, terorganisir dan diperkenalkan pada suatu bentuk yang dapat dipakai agar mudah dalam pengaksesan dan sharing pengetahuan. Proses ini disebut pengetahuan penyulingan (refining knowledge).
  • Keempat, satu organisasi harus membuat tempat penyimpanan pengetahuan dalam satu penyimpanan yang akurat, terbaru, konsisten dan cara serupa.
  • Kelima, pengetahuan harus diatur. Inti sari dari proses ini adalah untuk menyimpan dan memelihara arus pengetahuan dan memverifikasi kaitan dan ketelitiannya.

Akhirnya, manajemen pengetahuan tidak bisa tercapai jika pengetahuan sendiri tidak dibagi bersama (sharing). Salah satu sarana untuk melakukan sharing knowledge tersebut dilakukan dengan online via internet, blogs, email dan web dapat disediakan untuk sharing knowledge tersebut.

Knowledge yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai berikut.

  1. Explicit Knowledge adalah pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk orang lain. Dari contoh di atas, ketika seorang member milis memberi solusi dari buku, maka sebenarnya itu adalah bentuk explicit knowledge.
  2. Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang berbentuk know-how, pengalaman, skill, pemahaman, maupun rules of thumb. Ketika seorang member milis menjawab berdasarkan pengalaman dia, hasil searching secara sengaja atau tidak sengaja mendapat solusi misalnya, itu semua adalah tacit knowledge.

Weblog merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk manajemen pengetahuan di dalam pendidikan sebagai proses manajemen pengetahuan. Tabel di berikut ini menandai adanya fitur blog yang bermanfaat untuk manajemen pengetahuan (knowledge management).

No. Knowledge Management Process Blogs as Knowledge Management Tool
1. Creating knowledge Writing blogs to express knowledge
2. Capturing knowledge Reading blog contents and mining
3. Refining knowledge Categorizing blogs and mapping blog
4. Storing knowledge Archiving blogs as knowledge repository
5. Managing knowledge Arranging blog contents into categories
6. Disseminating knowledge Posting personal or professional blogs

Keterangan:

1) Creating knowledge, ditunjukkan dengan menulis atau mempostingkan tulisan di blog untuk mengekspresikan sejauh mana pengetahuan siswa dalam menerima pelajaran.

2) Capturing knowledge, sejauhmana menangkap isi materi dan menyimpulkan pembelajaran dengan membaca posting tulisan di blog.

3) Refining knowledge, menyuling pengetahuan dengan mengkatagorikan arsip blog dan mapping atau memetakan blog.

4) Storing knowledge, mengeposkan pengetahuan dengan mengarsipkan isi materi pembelajaran dalam katagori blog.

5) Managing knowledge, memenej dan mengorganisasi pengetahuan dengan mengatur isi materi kedalam katagori.

6) Disseminating knowledge, membagi pengetahuan secara cuma-cuma ke dalam postingan atau tulisan yang diarsipkan pribadi sebagai pengetahuan pribadi penulis.

Cooperative Learning with Classroom Blogging

Tugas seorang guru adalah menciptakan pembelajaran di kelas yang baik, nyaman dan kondusif, dimana siswa mampu bekerja sama dengan siswa yang lain. Hal ini akan menjadi lebih baik dibandingkan dengan kompetisi yang tidak sehat diantara siswa. Sehingga mendukung pembelajaran konstruktivisme.

Menciptakan blog sebagai media pembelajaran, merupakan alternative yang bias dicoba. Karena  blogging telah menyediakan semua itu. Pembelajaran konstruktivisme yang dimaksud disini siswa membangun sendiri pengetahuannya dari pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya (pengalaman). Membagi gagasan-gagasannya dengan para siswa yang lain menyediakan peluang untuk mengkritik gagasan dan memperbaiki gagasan serta mengembangan gagasan-gagasan tersebut menjadi gagasan baru yang lebih baik.

Blog merupakan alat terbaik menurut saya, untuk menyediakan kondisi agar para siswa mampu bekerja sama dalam belajar. Interaksi di dalam kelompok dapat menolong proses pembelajaran. Dengan catatan individu tersebut, mampu merumuskan kembali pengetahuannya.

Blog membantu para siswa untuk bekerja dan berpikir satu sama lain. Hal ini mendukung pembelajaran diluar kelas konvensional. Hal ini juga dapat menarik keahlian atau skill yang dapat diketahui oleh semua orang di seluruh dunia.

Riset-riset yang telah dilakukan terkait cooperative learning with Classroom Blogging antara lain;

  • Cooperative learning mempunyai manfaat bagi mereka dan di luar mereka dengan model-model yang lebih tradisional, yang cenderung lebih kompetitif (antara bersifat perseorangan dan bersifat prestasi) dan lebih produktif dalam pembelajaran (Johnson, 1994).
  • Hasil belajar yang secara umum tidak mempertimbangkan akademis serta merangsang kemampuan dalam bekerja dengan orang lain, rasa percaya diri dan menguasai materi secara mendalam. (McConnell, 2000).
  • Campbell study ( 2003) menyatakan, Cooperative learning menggunakan weblog di dalam kelas universitas dengan suatu pendekatan studi kasus menunjukkan bahwa keaslian terhadap hasil karyanya dan rasa kepemilikan yang lebih terhadap weblog mereka. Hal ini mampu memotivasi intrinsik siswa dan mendorong reflective learning. Hal ini dapat membangun identitas dan keterampilan mereka lewat online secara tidak langsung di luar pembelajaran, dengan fokus topik/tema tertentu yang mereka tuliskan pada blog.
  • Clara Coutinho (2007) belajar tentang learning community di dalam pendidikan tinggi dengan menggunakan weblog juga menunjukkan bahwa tanggung-jawab individu atau kelompok pada hubungan antar pribadi dan menggolongkan keterampilan para siswa dalam aktifitas belajar.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Classroom Blogging

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran; dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja, dari kertas ke online atau saluran, dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dari waktu siklus ke waktu nyata. Oleh karena itu pembelajaran dimasa saat ini menuntut pembelajaran dimasa yang akan datang maka, harus ada proyeksi pembelajaran yang mengarah kepada kebutuhan di masa yang akan datang, sehingga apa yang akan dipelajari siswa menjadi skill di masa depannya.

Internet telah menawarkan sumber informasi yang lengkap, memberi kemudahan, kecepatan akses bagi semua pengguna kapan dan dimanapun berada serta berkomunikasi secara online. Internet menawarkan fasilitas kepada pengguna untuk mengirim dan menerima  e-mail,  chatting, facebook, blogging, forum dll. Hal ini membawa kesenangan tersendiri bagi mereka karena mereka secara aktif terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan bersama teman-teman mereka. Maka hal ini akan dapat menjadi kesempatan oleh guru atau para pendidik, untuk memanfaatkan internet dan fasilitasnya terutama blog sebagai media untuk pembelajaran di kelas.

Tahap pembelajaran meliputi; tahap pertama sosialisasi pembelajaran (socialization), kedua pembelajaran Classroom’s Blog (learning by Classroom’s Blog), tahap ketiga memantau pembelajaran (monitoring)

Program Pengajaran Ms. Word 2007

Sekedar berbagi kepada guru TIK SMA, bahwa sebenarnya materi Ms. Word atau program office merupakan hal yang biasa karena telah dipelajari sebelumnya pada SMP, atau mungkin bagi mereka yang telah terbiasa menggunakan aplikasi ini. Mungkin dalam pembelajaran word agaknya terlalu mudah, siapa pun pasti bisa tinggal bagaimana kreatifitas kita. Oleh karena itu perlu di kreasikan dengan beberapa contoh-contoh yang mampu mewakili semua menu dan icon yang terdapat pada word. Program pengajaran ini sebenarnya lebih kepada pengajaran berbasis proyek, dimana siswa harus mampu mengaplikasikan materi-materi yang telah disampikan. Jadi dalam hal ini setiap kali pertemuan adalah praktikum dan penugasan kepada siswa.

Continue reading